Karawang Perbanyak Kampung KB, Dinkes Jabar Fokus Pelayanan Posyandu untuk Turunkan Stunting di Jawa Barat
Kadinkes Jabar dr. R. Nina Susana Dewi, Sp.PK(K)., M.Kes., MMRS KEPALA Dinas Kesehatan Jawa Barat dr. R. Nina Susana Dewi, Sp.PK(K)., M.Kes., MMRS., menyebutkan pelayanan Posyandu dilakukan sebagai upaya penurunan stunting Jawa Barat. Pelayan-pelayanan tersebut di antaranya pemberian obat pencegahan pasal (popm) cacingan, penanggulangan diaresanitasi dasar, peningkatan gizi dan kegiatan pemantauan tumbuh kembang anak. Hal tersebut dikatakannya di Ruang Kantor Dinkes Jabar Jalan Pasteur No. 25 Kota Bandung pada Selasa, (26/4/2022). “Posyandu juga menyediakan kegiatan-kegiatan yang bersifat penyuluhan tentang gizi seimbang dan asi eksklusif. Kegiatan ini berwujud kelompok pendukung ibu atau kp ibu, pemberian makanan bayi dan anak atau pmba dan gerakan sayang ibu (gsi). Tujuan kegiatannya untuk meningkatkan pengetahuan sikap dan perilaku positif ibu dan balita dalam upaya cegah stunting,†katanya. Ia juga mengatakan bahwa posyandu terdapat 5 meja yang terdiri dari pendaftaran, pengukuran tinggi badan dan berat badan, pencatatan, penyuluhan, dan pelayanan kesehatan. Tugas meja ke-2 dan ke-3 penting dalam menentukan bagaimana status gizi bayi dan balita terutama status tinggi badan menurut umur untuk mendeteksi stunting. Lebih lanjut, ia memaparkan data dari DPMPD terkait total Posyandu di Jawa Barat yang berjumlah 52.523 dengan jumlah posyandu dengan strata pratama 189 atau 0.36% , strata madya 13.351 atau 25.42, strata purnama 21.475 atau 80.89% dan strata mandiri 17.508 atau 33.33%. “Posyandu ini memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Utamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Tentunya posyandu ini sebagai ujung tombak suksesnya penurunan angka stunting di Jawa Barat. Mari kita sukseskan penanggulangan stunting di Jawa Barat. Untuk mewujudkan Jabar juara lahir batin. Selamat hari posyandu nasional 2022,†pungkasnya. Di samping itu, Dedeh Hadiati Fungsional Promkes dan Ilmu Perilaku Ahli Madya Dinas Kesehatan Jawa Barat mengatakan Posyandu memiliki peran penting dalam pencegahan stunting pada bayi dan balita sebagai salah satu upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat yakni dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Hal tersebut diungkapkan Berdasarkan keterangan Dedeh, Posyandu sudah terintegrasi dengan layanan sosial dasar yang berinovasi untuk menjadi posyandu juara. Hal ini merupakan penerapan dari kebijakan Permendagri No. 19 Tahun 2011 dengan tugas pokoknya untuk pembinaan gizi, kesehatan ibu anak, BKB (Bina Keluarga Balita), posbindu lansia, pospaud, kesehatan reproduksi remaja, dan peningkatan ekonomi keluarga yang semuanya mengarah ke pencegahan stunting. “Posyandu penting sekali karena untuk melihat tumbuh kembang bayi dan balita sehingga tumbuh kembangnya terpantau dan dicatat di KNS buku KIA bayi dan balita yang pasti punya buku KIA. Bayi dan balita yang ditimbang sudah terdeteksi secara dini kalau 2 kali datang timbangannya tidak naik, jadi harus waspada dan akan langsung diinformasikan ke petugas puskesmas, diverifikasi, agar terpantau,†ujar Dedeh. Selain pemantauan tumbuh kembang bayi melaui timbangan, Dedeh juga mengatakan di Posyandu juga terdapat program terkait informasi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang mengajarkan kepada orang tua dalam memberikan asupan gizi yang baik. Sehingga dapat menyajikan makanan bergizi bagi balita secara kreatif dan informasi tentang alternatif makanan pokok seperti sumber karbohidrat yang tidak harus selalu dari beras namun juga bisa pakai singkong, ubu jalar atau jagung. Program lain yang disediakan Posyandu yaitu pemberian suplemen Fe bagi ibu hamil agar tidak melahirkan bayi anemia. “Diberikan suplemen Fe supaya mau diminum sebagai bentuk pencegahan stunting meski rasanya enggak enak, eneg, buat mual dan punya efek sembelit serta air seni berubah warna yang bikin ibu-ibu jadi malas (minum). Yang harus disosialisasikan dengan ubah mind set bukan tambah darah tapi tablet kecerdasan untuk calon bayi,†katanya. Lebih lanjut ia mengatkan Posyandu dapat memberikan balita vitamin A dosis tinggi secara rutin satu tahun dua kali pada Februari dan Agustus sebagai salah satu upaya pencegahan stunting. Dedeh berharap, dalam rangka memperingati Hari Posyandu Nasional 2022 untuk bahu-membahu menjadikan posyandu juara Jawa Barat. “Saya berharap agar seluruh masyarakat, berpartisipasi untuk memotivasi ibu-ibu yang mempunyai bayi dan balita serta ibu hamil agar mau datang ke posyandu. Jadikan posyandu sebagai pusat pembelajaran dan sahabat masyarakat. Bayi dan balita sehat, orang tua Bahagia, keluarga berkualitas. Insya allah akan terwujud kader pembangunan bangsa yang hebat dan juara lahir batin,†tutupnya. Perbanyak Kampung KB Sementara itu Dinas Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Karawang memiliki peran dan tugas yang tak kalah pentingnya dengan dinas-dinas lainnya. Sebab, dinas tersebut menjadi ujung tombak pemerintah dalam upaya mengendalikan laju pendudukan. DPPKB Karawang sendiri mencatat sejumlah pencapaian di sepanjang 2021 lalu. Yakni sukses menggarap program vaksinasi melalui praktek bidan mandiri (PBM), serta capaian program keluarga berencana (KB) yang mencapai 100 persen lebih. Pada 2022 ini DPPKB Karawang memiliki target dan fokus lain. Kepala DPPKB Karawang, Sofiah menuturkan, torehan prestasi yang dicapai DPPKB Karawang sepanjang tahun 2021 diklaimnya sudah cukup baik. Maka pada 2022, akan terus ditingkatkan lebih baik lagi. Pada 2022 katanya ada target yang harus diselesaikan yakni program penurunan angka stunting dan pengembangan Kampung KB. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: